Friday, October 3, 2014

Rupa rupa dan Serba serbi Idul Adha (RSIA)

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Idul Adha tahun ini (2014) membuat saya ingin menorehkan beberapa hal yang akan menjadi investasi untuk masa depan, karena dari tahun ke tahun saya selalu melihat diskusi ini dimana-mana. Hal ini menimbulkan kesan saya yang tidak pernah belajar dari apa yang telah saya lalui. Maka dari itu saya akan coba catat dan bagikan disini.

"Idul Adha selalu identik dengan Ber-Qur'ban, Shaum Sunnah Arafah, dan Sholat Id"

Disini saya tidak akan panjang lebar membahas SEJARAH IDUL ADHA - KRITERIA HEWAN QURBAN - TATA CARA SHOALT IDUL ADHA - SHAUM SUNNAH ARAFAH disini, karena yang membuat saya terdorong untuk menulis artikel ini adalah terkait dengan perbedaan yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat yang padahal sudah jelas memiliki SATU pemimpin yang SAH.

(^_^) saya akan coba merangkum dengan bahasa dan cara berfikir saya (^_^)

Hal ini terjadi ketika Arab Saudi dan Indonesia BERBEDA dalam menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah 1435 H. Kemudian muncul dua pendapat:

  1. Shaum Arafah dilakukan pada saat jama'ah haji melakukan wukuf di Arafah, wukuf di Arafah memang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, namun hal ini hanya sesuai dengan ketentuan negara Arab Saudi. (secara ibadah haji dilaksanakan di sana)
  2. Shaum Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sesuai dengan ketentuan masing-masing negara.
Sehingga dengan perbedaan selisih 1 HARI dan kemunculan 2 PENDAPAT ini menyebabkan banyak orang awam yang bertanya-tanya, harus mengikuti yang mana? NAH! Berdasarkan hasil tanya sana-sini, baca sana-sini dan diskusi sana-sini, اَلْحَمْدُلِلّه akhirnya saya menemukan ketenangan dalam pilihan saya, dengan pertimbangan sebagai berikut:

  1. Shaum Sunnah Arafah, dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah yang ditentukan oleh pemerintah yang SAH.
  2. Pendapat yang menyatakan bahwa Shaum Sunnah Arafah dilakukan pada saat jama'ah haji melakukan wukuf di Arafah. Kurang tepat karena menurut risalah yang ada, Nabi Muhammad SAW mulai men-syiar-kan Shaum ini, sebelum ada ibadah haji.

Sekian yang dapat ceritakan tentang apa yang membuat saya penasaran mencari sana-sini dan akhirnya mencoba untuk memberanikan diri untuk membuat suatu ketetapan yang dapat membawa ketentraman bagi hati. Apalagi yang kita butuhkan kalau hati ini sudah tenang (^_^). Maka berakhir sudah postingan saya kali ini, إن شاء الله bermanfaat bagi yang membaca dan yang menulis. 
 
والله أعلمُ بالـصـواب
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ